POKER ONLINE

Kamis, 02 November 2017

Naya Yang Membuat Diriku Khilaf

Majalah Dewasa - Sebelumnya perkenalkan nama sy Jack. Sy tinggal di US, umur sy sekarang 25 thn dan kejadian ini kira-kira 6 bulan lalu. Waktu itu sy baru saja putus dengan pacar sy dan mengalami stress berat, maklum hubungan kita di putus oleh orang tuanya.

Sy mempunyai teman cewek yg bernama Naya (nama samaran), sy sangat dekat dengan Naya walaupun sy tdk tertarik untuk menjadikannya pacar sy. setiap kali sy habis bertengkar dengan pacar sy, pasti sy menceritakan semuanya pada Naya.
Waktu itu malam sabtu (weekend di US), hari itu sy putus total dengan cewek sy, sy stress berat dan Naya pun mengetahuinya, apartemennya tdk terlalu jauh dari rumah sy dan sy pun mengajaknya keluar, mencoba mengurangi stress sy, maka pergilah kita ke bar kesukaan sy.
Naya merupakan anak baik-baik dan karena stress, sy minum banyak sekali sampai akhirnya dia yg harus menyetir mobil saat kami pulang. Dalam perjalanan pulang, sy masih bisa mendengar saat dia menangis ketakutan melihat keadaan sy.
“Aduhh Jack kamu kok jadi begini..” itulah yg cuma bisa dia katakan dalam isakannya.

“Bawa gw ke motel aja Nay.. tinggalin gw di motel juga deh.. loe nggak usah anter gw pulang”, sy masih bisa ingat akan ucapan sy kepada Naya dengan agak membentak, karena sy tdk mau pulang dalam keadaan mabuk, karena pasti ibu sy akan marah besar melihat keadaan sy yg sedang mabuk berat. Dengan agak kaget Naya pun menurut saja apa kata sy.
Setibanya di motel sy di bopong oleh Naya memasuki kamar, dan dia mulai menangis lagi.
“Kenapa nangis sih Nay.. harusnya gw yg nangis dong!” itulah kata-kata yg sy ucapkan, maklum waktu itu sy agak ngelantur walaupun masih sadar, dia cuma bisa mengangguk-anggukan kepalanya.
“Loe pulang aja deh.. bawa aja mobil gw.. terus jemput gw aja besok siang”, kataku karena waktu itu sudah jem 3 pagi. Keadaan semakin larut.

“Nggak.. gw stay aja di sini nemenin elo.. baru besok kita pulang barengan”, katanya membalas. Karena kepalaku sudah pusing, aku mengiyakan saja, setelah itu sy pergi ke kamar mandi dengan berjalan agak sempoyongan
“Hati-hati Jack.. mau aku temenin?” katanya saat melihat keadaanku.
“Boleh aja tapi nanti tutup mata ya, nanti suka gawat soalnya”, kataku agak jahil.
Naya cuma bisa tersenyum dan mengangguk. Hmm.. waktu kulihat Naya tersenyum, sepertinya senyum termanis yg pernah sy lihat, tdk tahu apakah senyuman yg hanya bisa di lihat orang mabuk atau memang karena dia memiliki senyum yg manis yg selama ini tdk pernah sy perhatikan.

Sesampainya di kamar mandi dia cuma mengantarkan sy sampai di depan pintu, dan dengan agak tergesa sy mencoba membuka reitsleting celana sy yg rupanya reitsleting itu patah yg menjadikan sy agak panik karena menahan kencing. Melihat keadaan sy yg agak panik rupanya Naya spontan menghampiri sy dan mencoba membetulkan reitsleting celana sy.

Akhirnya karena sudah terpaksa, sy buka celana sy dan menyuruh Naya untuk membawa celana sy dan mencoba untuk membetulkannya. Walaupun masih ada celana dalam, rupanya Naya agak kaget sewaktu sy membuka celana dan mulailah sy kencing yg sudah sy tahan sejak tadi dan sewaktu sy perhatikan di cermin, nampak sepasang mata Naya yg sedang memperhatikan adik kecilku dengan agak kaget ketika kulihat wajahnya, tampangnya agak sedikit terangsang, rupanya di perhatikan begitu aku malah terangsang juga dan dengan beberapa kejap saja bangunlah adikku, dan sewaktu kulihat wajahnya, dia pun melihat wajahku, nampaknya dia kaget dan malu, wajahnya yg berkulit sawo matang itu mulai memerah.

“Ayoo ngintip ya.. kan udah di bilang jangan lihat nanti suka..” kataku sambil berjalan menghampirinya.
Naya cuma tersenyum dan menundukkan kepalanya. Sesampainya di ranjang, aku membaringkan tubuhku dan kulihat Naya hanya duduk di samping tempat tidur.

“Heh mau tidur apa nggak? udah jangan mengkhayal yg nggak-nggak deh, nanti mau juga lagi..” kataku sembari menggodanya.
“Enak aja sapa yg mengkhayal..” ujar Naya membela.
“Lalu?” godaku.
“Nggak pa-pa gw cuman aneh aja..” balasnya sembari tertawa kecil.
“Lah.. aneh kenapa? kataku.

“Ya aneh aja, tadi kecil kok cepet aja bisa besarnya”, katanya tertawa, aku pun mulai memutar otak mencari akal untuk merasakan tubuh indahnya, lalu kutarik tangan Naya, mengajaknya ke ranjang.
“Sini deh, gw kasih tau.. tapi jangan kasih tau siapa-siapa oke?” kataku penuh hawa mesum. “Boleh nih..?” katanya sambil tersenyum.
“Ya kenapa nggak.. itung-itung pendidikan”, kataku lagi mencoba menenangkan diriku.
Naya pun duduk di ranjang, keadaanku yg tadi terbaring kini duduk berdampingan dan kucoba merangkul pundaknya. Dengan hanya memakai celana dalam saja, kucoba meletakkan tangan Naya ke arah burungku tapi dia menarik tangannya kembali.
“Nggak deh, ini gila.. gw nggak bisa”, kata Naya dengan nada ketakutan.

Kecewanya hatiku mendengar kata-kata Naya tapi aku tdk mau menyerah begitu saja,
“Iya sih ini gila, seharusnya ada pemanasan dulu biar loe nggak bilang ini gila..” kataku seenaknya, dia hanya diam saja sambil menunduk.
Kurangkulkan tanganku lebih erat ke pundaknya dan mencoba mengangkat kepalanya yg menunduk, dia menuruti kemauanku. Entah dari mana kebeNayaanku mencium bibir Naya dan indahnya dia mengikuti ciumanku. Kita berciuman agak lama dan kucoba menidurkannya dan memakaikan selimut di tubuhnya karana AC di motel yg cukup dingin. Tanganku mulai bergerilya di daerah dadanya dan mencoba membuka kaos dan BH-nya, dia diam saja sambil memelukku.

Setelah berhasil, kulihat payudaranya yg tdk begitu besar tapi sangat indah dengan puting susunya yg merah. Tdk kulepaskan kesempatan ini, langsung kucium putingnya yg merah muda itu, rupanya Naya tdk bisa tinggal diam saja, dia pun mulai memegang penisku dan mengocoknya perlahan. Aku pun tdk tinggal diam, aku mulai melucuti celananya dan kini kita berdua sudah telanjang bulat tetapi masih di tutupi selimut.

“Jack jangan dimasukin ya.. aku takut”, kata Naya diantara desahannya.
“Tenang aja kok Nay gw nggak masukin..” kataku menenangkannya.
Aku mulai menggesek-gesekkan penisku tepat di atas liang kewanitaannya. Rupanya dia mulai membasah, hal ini bisa kurasakan karena licinnya bibir kemaluannya. Kupindahkan jariku untuk memegang liang kewanitaannya dan mulailah kumasukkan jari tengahku sedikit demi sedikit.

Rupanya dia keenakan, lalu kupindahkan lagi tanganku menuju payudaranya. Alangkah terkejutnya dia, saat itu juga dia mencoba memasukkan penisku ke liang senggamanya. Aku pun diam saja menuruti kemauannya. Ketika masuk setengahnya, dia memintaku berhenti karena kesakitan, aku pun mengiyakan dan mencoba untuk membantu dengan meludahi jariku dan kugesekkan ke kepala penisku untuk melicinkannya dan aku pun mencoba lagi untuk memasukkannya.

Setelah beberapa kali mencoba, amblas juga batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya dan kudiamkan beberapa saat. Naya pun masih dalam keadaan shock karena keenakan. Kemudian kucoba memaju-mundurkan secara perlahan. Setiap kali kugerakkan dia selalu mendesah,
“Ahh.. ehh..” Lama-lama gerakanku pun semakin bernafsu, aku mulai mencoba berdiri dan dia masih telentang.
Kucoba berbagai macam gaya hingga akhirnya aku tak tahan juga.
“Nay, aku mau keluar..” kataku agak serak.

“Di dalam aja Jack.. dua hari lagi aku bakalan mens”, kata Naya berucap dengan mata tertutup.
Kukocokkan penisku semakin cepat di dalam liang kewanitaannya dan rupanya Naya pun mau keluar, dia memegangi pahaku dan mencengkramnya kuat-kuat, aku pun semakin bernafsu.
“Ahkk.. ahkk..” Naya pun mengeluarkan cairan hangat dari dalam liang kewanitaannya yg kurasakan menyemprot ke penisku yg berada di dalam liang senggamanya dan tak berapa lama kamudian aku mengeluarkan cairan spermaku. Akhirnya kita berdua pun tertidur sambil berpelukan dalam keadaan telanjang bulat.

Keesokan paginya, aku mengantarkannya pulang tanpa mengucapkan kata-kata di mobil. Ada perasaan menyesal karena aku tdk bisa mencintai Naya walaupun kita telah melakukan hubungan badan.
“Maaf sy khilaf..” itulah kata-kata terakhir dari sy untuk Naya.

POKER ONLINE